Senin, 09 Januari 2017

Pembangunan gedung baru UKM yang berada di selatan gedung F banyak menimbulkan kontroversi, suka dan duka, pro dan kontra yang dialami oleh kalangan mahasiswa UKM Unisma.


Gedung yang digarap sejak 6 bulanan  kini telah berdiri megah setinggi 7 lantai. Gedung yang didesain penuh dengan kaca ini rencanya akan ditempati awal 2017. Tapi pada kenyataanya sampai tanggal 9 Januari 2017  kini belum juga ditempati Ujar Devi Angraelia salahsatu anggota yang aktif mengikuti UKM  Ranti Pagar Aji, menurutnya: gedung megah ini kurang nyaman nantinya karena desain bangunannya yang serba kaca,bagaikan akuarium  yang terlihat transparan  yang membuat kepanasan dan menjadi pusat perhatian ketika ada kegiatan rapat kerja.
Malang (08/01) Makanan cepat saji kini menjadi kuliner yang diminati masyarakat. Banyak jajaran outlet yang memiliki menu makanan cepat saji di kota-kota khususnya kota Malang. Biasanya, makanan cepat saji memiliki menu ayam, burger dan sejenisnya. Tapi kali ini beda. Disudut pertigaan dekat masjid Universitas Islam Malang (UNISMA)  terdapat outlet yang menyajikan makanan berbahan ikan Dori. Outlet tersebut juga menyajikan menu seperti outlet cepat saji lainnya. Outlet tersebut bernama dengan sesuai apa yang dijualnya yaitu Go Fish And Chicken.

            Outlet yang buka dari jam 06.00-21.30 tersebut ternyata mendapatkan ikan Dori bukan dari supplier luar, tetapi perusahaan tersebut memproduksi ikan Dori sendiri. Dan satu lagi, ayam yang diolah ternyata ayam organic. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri untuk menarik konsumen sehingga perkembangan perusahaan sangat pesat. Bayangkan saja, pemilik perusahaan, H. Sholeh mendirikan perusahaannya pada bulan Juli 2016. Dan saat ini perusahaan tersebut telah memiliki cabang di dua kota berbeda dan jumlah outlet saat ini 12 outlet. 9 di kota Sidoarjo dan 3 di kota Malang. Rencana selanjutnya, perusahaan tersebut akan membuka cabang lagi di Kota Surabaya dan daerah Jawa Tengah.

            Adapun hal menarik lainnya, setiap ada pembukaan outlet cabang, pasti ada grand opening. Tiga minggu lalu, outlet dekat UNISMA telah membuka grand opening  dengan cara santunan anak yatim dan pembagian kupon makanan 50/hari sampai 3 minggu. Dan outlet ini mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Harganya cukup terjangkau di kantong masyarakat, khususnya mahasiswa. Kisaran harganya mulai dari 2000-10.000 rupiah. Untuk rasa jangan pernah Tanya seperti rasa bintang lima. Untuk menjaga keeksisannya, perusahaan ini menggunakan brosur yang disebar dan melalui media social untuk menarik pelanggan dan membangun outlet-outlet ditempat-tempat yang strategis. Seperti dekat kampus, pusat kota, perumahan ,dsb.


            Pendapatan harian lumayan besar. Dalam sehari, outlet dekat UNISMA ini menghasilkan 1,5 juta/hari. Dalam perharinya, Ayam yang dipotong sebanyak 10 ekor. Dan hampir setiap hari, menu habis di borong pelanggan. Banyak outlet ternyata tidak membuat H. Sholeh malas untuk mengunjunginya. Setiap hari Senin dan Jumat. Pemilik perusahaan tersebut berkunjung ke outlet bagian Malang untuk mengeceknya. Perusahaan ini mengutamakan pelayanan dan kebersihan outlet. Untuk kita yang sibuk dan hanya memiliki waktu luang libur saja, tenang saja, outlet ini buka setiap hari dan menawarkan jasa delivery
MALANG, pasar dinoyo dulunya merupakan pasar yang relatif besar dan ramai akan pembeli dan penjual. Pada tahun 2011 pemerintah kota Malang mulai melakukan pembangunan sebuah pasar modern (mall) dan pasar terpadu yakni Mall Dinoyo City (MDC) dan pasar terpadu dinoyo yang letaknya bersebelahan.

Semenjak dibangunnya MDC dan pasar terpadu para penjual diungsikan ke sawah di daerah merjosari yang kini lebih dikenal dengan pasar merjosari, akan tetapi ada beberapa pemilik toko yang tidak ingin dipindah ke tempat penampungaan dengan alasan mereka meminta ganti rugi yang besar

Pembangunan pasar terpadu dinoyo berlangsung selama 4 tahun dimulai sejak tahun 2011 sampai akhir 2015. “Pembangunan pasar selama 4 tahun ini terdapat kendala selama 1 tahun, yang disebabkan masih adanya penjual yang tidak ingin pindah ke merjosari” ujar Pak Hari (51) selaku tukang ojek paguyuban pasar terpadu dinoyo. Setelah pembangunan selesai para penjual yang berada di pasar merjosari dihimbau untuk kembali ke pasar tepadu dinoyo. 
PKPT IPNU IPPNU UNISMA- mengadakan Pelatihan Jurnalistik yang berlokasi di Ruang Seminar Gedung Utsman Bin Affan Lantai 7, Universitas Islam Malang pada hari Sabtu (07/01) hingga Minggu (08/01).

Acara Pelatihan Jurnalistik  2017 merupakan salah satu program kerja  Lembaga Jurnalistik PKPT IPNU IPPNU UNISMA. Kegiatan yang bertemakan ” jika kalimat tidak bisa mengucapkan maka biarkan pena yang menjelaskan” merupakan kegiatan perdana yang bertujuan untuk merealisasikan program kerja lembaga jurnalistik guna meningkatkan kualitas kader.  

“Kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 20 peserta dari anggota PKPT IPNU IPPNU UNISMA maupun peserta umum. Acara yang dilakukan adalah pemamaparan  materi jurnalistik  diantaranya dasar – dasar  jurnalistik,  teknik penulisan berita, brainstorming, teknik peliputan  berita, teknik fotgrafi, peliputan dan penulisan berita oleh peserta yang dibentuk dalam kelompok, presentasi oleh setiap kelompok peliput dan yang terakhir kunjungan ke Radar Malang”, ujar Zaimatus Sholehah selaku ketua panitia pelaksana kegiatan.

Misalnya dalam kegiatan penulisan dan peliputan, peserta dibentuk dalam kelompok dan diberi materi yang akan diliput secara acak oleh panitia. Peserta dituntut untuk mewawancarai narasumber dan menuliskan berita yang diperoleh untuk dipersentasikan.

“menurut saya kegiatannya sangat bagus, kinerja panitia juga baik. Acara ini juga menambah wawasan kita dalam bidang jurnalistik namun antusias peserta kurang begitu aktif dalam merespon pemateri,” tutur Rizky Adi Adha selaku peserta Pelastik 2017.


“Pelastik 2017 ini berjalan dengan cukup lancar dan perlu diadakan kembali di masa khidmat berikutnya dengan perencanaan yang lebih baik”, ujar Umi Robi’ah selaku Ketua PKPT IPPNU UNISMA.
            Sabtu (07/01) hingga minggu (08/01) Lembaga Jurnalistik Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Universitas Islam Malang menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik perdananya. Kegiatan yang bertema “Jika Kata Tak Mampu Mengungkapkan, Maka Biarkan Pena Yang Menjelaskan” ini merupakan realisasi dari salah satu program kerja Lembaga Jurnalistik PKPT IPNU IPPNU Unisma. Kegiatan yang dimeriahkan oleh kurang lebih 35 partisipan ini mengusung lima materi mengenai jurnalisme diantaranya Dasar-Dasar Jurnalistik, Teknik Penulisan Berita, Brainstorming, Teknik Peliputan  Berita, dan Teknik Fotografi.
            Salah satu narasumber yang menyajikan materi Teknik Peliputan  Berita merupakan Pimpinan Redaksi Malang Post. “Pedoman wartawan saat melakukan pengumpulan data untuk nulis berita itu 5W1H (who, what, why, when, where, dan how).” ujar Dewi Yunaha saat memaparkan teknik reportase jurnalistik. Usai penyajian lima meteri tersebut, barulah peserta ditugaskan untuk meliput berita-berita di sekitar lokasi pelatihan untuk selanjutnya ditulis dan di presentasikan hasilnya di depan audien.
        Bukan materi saja, namun peserta dan panitia Pelatihan Jurnalistik juga melakukan studi langsung berupa kunjungan redaksi ke kantor redaksi Malang Post. Tiba disana, para peserta dan panitia disambut langsung oleh Dinda, salah satu redaktur Malang Post. Dinda – kami memanggilnya Mbak Dinda – mengarahkan peserta dan panitia Pelatihan Jurnalistik ke lantai 3 kantor yang merupakan markas redaksi Malang Post. Hasil liputan wartawan yang diurutkan sesuai tingkat kepentingan berita, proses editing berita, dan pembuatan desain grafis bisa dipelajari langsung disana.
            Menurut Ahmad Faisal, yang merupakan salah satu peserta Pelatihan Jurnalistik, informasi mengenai Pelatihan Jurnalistik 2017 ini cukup menyebar secara luas. Mahasiswa yang merupakan salah satu kader PKPT IPNU Universitas Negri Malang itu juga menambahkan bahwa Pelatihan Jurnalistik ini sangatlah menarik dan banyak sekali  hal baru yang bisa Ia dipelajari secara langsung. Oleh karena itu, Rekanita Umi Robi’ah Handawiyah berpendapat bahwa meski ada sedikit keterlambatan saat closing ceremony, agenda Pelatihan Jurnalistik ini sudah sangat terstruktur. “Pelatihan Jurnalistik ini sangat layak untuk di klaim sebagai agenda tahunan  PKPT IPNU IPPNU Universitas Islam Malang. Saran saya untuk kepengurusan tahun-tahun yang akan datang, mengingat pentingnya peningkatan kualitas kader, maka agenda-agenda dengan inovasi yang lebih cerdas lagi sangat kami tunggu.” tambah Ketua PKPT IPPNU Universitas Islam Malang  yang akan domisioner pada Maret mendatang tersebut.

            Oleh karena itu, sudah saatnya kita move on dari keterbatasan gerakan dalam ranah perjuangan ini. Mari mulai berjuang lebih gencar bukan hanya untuk memperluas areal eksistensi, namun juga berupaya menyampaikan dakwah aswaja di tiap-tiap lapisan masyarakat yang bisa kita perluas melalui media massa. Karena dakwah bukan hanya pidato atau mau’idhoh hasanah. Mengingat teknologi yang berkembang sangat pesat, maka media massa akan menjadi alternatif lain yang lebih cerdas. Hal ini merupakan tugas kita para mahasiswa nahdliyyin khususnya kader IPNU dan IPPNU sebagai agents of change bukan? Salam 3B. Belajar, Berjuang, Bertaqwa.

Kamis, 24 November 2016

Sarasehan PKPT IPNU IPPNU Universitas Islam Malang



Kata eksistensi pastinya sudah tak asing lagi di telinga para mahasiswa. Kata ini sangat erat sekali kaitannya dengan ikon kekinian. Saat kita dihadapkan dengan foto-foto, video, atau barang-barang dengan gaya atau style yang unik, maka kata kekinian akan melekat pada hal-hal tersebut yang pada akhirnya eksistensi akan menjadi goals tersendiri untuk memiliki hal yang sama. Menurut rekan Muhammad Wildan A, ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (PC IPNU) Kota Batu, yang disampaikan pada kegiatan sarasehan PKPT UNISMA pada tanggal 16 oktober 2016 di gedung ‘Usman bin Affan Unisma, bahwa hakikatnya eksistensi merupakan cara kita menunjukkan jati diri pada orang lain dalam konteks positif; yaitu tidak ada unsur kesombongan di dalamnya.
Eksistensi sendiri sangat berperan bagi kemajuan kualitas personal dan komunitas mahasiswa. Seperti halnya ungkapan Rekan Wildan, dalam lingkup personal, eksistensi menjadi tolak ukur mahasiswa untuk memahami karakter atau jati diri orang lain. Kita, kader IPNU dan IPPNU harus bangga untuk menunjukkan jati diri kita sebagai mahasiswa NU. Asah bakat terpendam kita untuk selanjutnya agar bisa berguna dalam meng-upgrade eksistensi pribadi kita atau bahkan komunitas. Dalam lingkup komunitas bahkan lebih dahsyat lagi, kita harus memunculkan dan mengembangkan citra komunitas kita yang dalam hal ini merupakan PKPT kita tercinta, Universitas Islam Malang. Citra yang baik akan menghasilkan eksistensi yang meledak. Bagaimana cara mempertahankan eksistensi komunitas kita? Kembali pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh komunitas tersebut. Kader-kader IPNU dan IPPNU haruslah ber-intelektual tinggi dan pastinya harus diimbangi dengan akhlaqul karimah. Dengan begitu citra baik pun akan melekat pada PKPT yang pada akhirnya akan memperluas lingkup eksistensi itu sendiri.
Rekan Wildan juga berpesan agar menghargai proses yang kita lalui dalam mengupayakan eksistensi PKPT IPNU dan IPPNU Universitas Islam malang ini. Karena, proses tidak akan pernah menghianati hasil. Jadi, jangan pernah setengah-setengah dalam berproses, karena totalitas dalam proses akan berbuah hasil yang juga total.
Sedangkan Rekan A Nur Falahudin U, yang merupakan ketua domisioner IPNU Kabupaten Tuban, memberi beberapa tips untuk mengelola eksistensi PKPT Universitas Islam Malang. Menurut rekan Falahudin, Sosial Media merupakan media yang sangat baik untuk mengembangkan dan memperluas eksistensi PKPT kita, mengingat dewasa ini sosial media sangat banyak digunakan oleh tiap-tiap lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa. Namun, berkecimpung dalam sosial media saja tidak cukup untuk sekedar membangun eksistensi di kalangan mahasiswa. Oleh karenanya, gencatan-gencatan semangat dalam membangun eksistensi PKPT juga harus kita terapkan di dunia nyata, misalkan dengan menunjukkan almamater kita pada khalayak ramai. Tak ada salahnya jika kita menggunakan BDH atau Jas Almamater PKPT ketika kuliah bukan? Jika hal-hal kecil namun penting itu sudah kita terapkan, maka saatnya beralih ke ranah yang lebih lebar dan lebih kuat lagi, yaitu mulai mengadakan event-event besar seperti halnya yang telah kita terapkan beberpa bulan yang lalu; National Islamic Festival. Tidak berhenti disitu saja, menerbitkan buku-buku pedoman untuk kader-kader IPNU dan IPPNU, seperti buku pedoman MAKESTA (red: Masa Kesetiaan Anggota), LAKMUD (red: Latihan Kader Muda), dll juga merupakan ide brilliant rekan Falahudin yang turut disumbangkan pada kami untuk memperluas eksistensi PKPT UNISMA.
Sama halnya dengan rekan Aldy Firmansyah, ketua domisioner Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kota Malang, rekan Aldy juga memberikan tips-tips jitu dalam penerapan perluasan eksistensi PKPT IPNU dan IPPNU, khususnya PKPT UNISMA. Namun, satu hal yang menurut kami paling penting dan paling vital, rekan Aldy mengabarkan bahwa beberapa pimpinan perguruan tinggi di Kota Malang —yang merupakan kader NU— melupakan hal kecil namun penting yang seharusnya diaplikasikan dikalangan mahasiswa NU. Yaitu, materi ke-aswajaan yang seharusnya di input kedalam list matakuliah mahasiswa, mengingat betapa pentingnya pengetahuan yang satu ini. Apalagi, masih banyak sebenarnya kade-kader nahdliyyin yang belum memahami dengan betul materi ke-aswajaan.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita move on dari keterbatasan gerakan dalam ranah perjuangan ini. Ayo mulai berjuang lebih gencar bukan hanya untuk memperluas areal eksistensi kita, namun juga berupaya menyampaikan dakwah aswaja di tiap-tiap lapisan masyarakat. Hal ini merupakan tugas kita para mahasiswa nahdliyyin sebagai agents of change bukan? Salam 3B. Belajar, Berjuang, Bertaqwa.
Gathering dan Makesta
PKPT IPNU IPPNU Universitas Islam Malang















Sabtu (19/11) hingga Minggu (20/11) lalu, Departemen Kaderisasi PKPT IPNU IPPNU UNISMA telah melaksanakan salah satu program kerjanya, yakni MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota). Agenda tersebut merupakan salah satu diklat pengkaderan yang bersifat formal dan wajib dilaksanakan saat pengkaderan anggota baru. Makesta kemarin merupakan Makesta kedua yang diadakan oleh Departemen Kaderisasi PKPT IPNU IPPNU UNISMA, sejak berdirinya kembali PKPT Kampus Hijau ini pada tahun 2014 lalu.
Kegiatan yang bertempat di Gedung Anshor Selecta, yang diikuti oleh para kader baru tersebut, dikemas dengan menarik. Agenda dua hari tersebut bertajuk "Gathering dan Makesta", dengan tema "Mengembangkan Karakter Kader Berhaluan Ahlussunnah Wal Jama'ah, Cinta Nahdlatul Ulama', dan Berasaskan Kebangsaan".
5 (lima) materi wajib yang disampaikan dalam Makesta kali ini adalah materi keaswajaan, ke-NU-an, keorganisasian, dan kepemimpinan. Kelima materi tersebut disampaikan dengan cara yang sangat menyenangkan. Materi keorganisasian dibungkus dengan nobar (nonton bareng) film berjudul "rudy habibie", yang kesimpulan dan pelajaran berharga dalam film tersebut diulas oleh Rekan Alfiyan. Sedangkan materi kepemimpinan dibungkus dengan Outbound yang dimeriahkan oleh DKC CBP dan KPP Kota Malang.
Selamat belajar, berjuang, dan bertaqwa, rekan-rekanita :) Mari bersama-sama menjaga 'rumah' kita :)