Sabtu
(07/01) hingga minggu (08/01) Lembaga Jurnalistik Pimpinan Komisariat Perguruan
Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Universitas Islam Malang menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik perdananya.
Kegiatan yang bertema “Jika Kata Tak Mampu Mengungkapkan, Maka Biarkan Pena
Yang Menjelaskan” ini merupakan realisasi dari salah satu program kerja Lembaga
Jurnalistik PKPT IPNU IPPNU Unisma. Kegiatan yang dimeriahkan oleh kurang lebih
35 partisipan ini mengusung lima materi mengenai jurnalisme diantaranya Dasar-Dasar
Jurnalistik, Teknik Penulisan Berita, Brainstorming, Teknik Peliputan Berita, dan Teknik Fotografi.
Salah
satu narasumber yang menyajikan materi Teknik Peliputan Berita merupakan Pimpinan Redaksi Malang
Post. “Pedoman wartawan saat melakukan pengumpulan data untuk nulis berita itu
5W1H (who, what, why, when, where, dan how).” ujar Dewi Yunaha saat memaparkan
teknik reportase jurnalistik. Usai penyajian lima meteri tersebut, barulah peserta
ditugaskan untuk meliput berita-berita di sekitar lokasi pelatihan untuk
selanjutnya ditulis dan di presentasikan hasilnya di depan audien.
Bukan
materi saja, namun peserta dan panitia Pelatihan Jurnalistik juga melakukan
studi langsung berupa kunjungan redaksi ke kantor redaksi Malang Post. Tiba
disana, para peserta dan panitia disambut langsung oleh Dinda, salah satu
redaktur Malang Post. Dinda – kami memanggilnya Mbak Dinda – mengarahkan peserta
dan panitia Pelatihan Jurnalistik ke lantai 3 kantor yang merupakan markas
redaksi Malang Post. Hasil liputan wartawan yang diurutkan sesuai tingkat kepentingan
berita, proses editing berita, dan pembuatan desain grafis bisa dipelajari
langsung disana.
Menurut
Ahmad Faisal, yang merupakan salah satu peserta Pelatihan Jurnalistik, informasi
mengenai Pelatihan Jurnalistik 2017 ini cukup menyebar secara luas. Mahasiswa
yang merupakan salah satu kader PKPT IPNU Universitas Negri Malang itu juga
menambahkan bahwa Pelatihan Jurnalistik ini sangatlah menarik dan banyak
sekali hal baru yang bisa Ia dipelajari
secara langsung. Oleh karena itu, Rekanita Umi Robi’ah Handawiyah berpendapat
bahwa meski ada sedikit keterlambatan saat closing ceremony, agenda Pelatihan
Jurnalistik ini sudah sangat terstruktur. “Pelatihan Jurnalistik ini sangat
layak untuk di klaim sebagai agenda tahunan
PKPT IPNU IPPNU Universitas Islam Malang. Saran saya untuk kepengurusan
tahun-tahun yang akan datang, mengingat pentingnya peningkatan kualitas kader,
maka agenda-agenda dengan inovasi yang lebih cerdas lagi sangat kami tunggu.”
tambah Ketua PKPT IPPNU Universitas Islam Malang yang akan domisioner pada Maret mendatang
tersebut.
Oleh
karena itu, sudah saatnya kita move on dari keterbatasan gerakan dalam ranah
perjuangan ini. Mari mulai berjuang lebih gencar bukan hanya untuk memperluas
areal eksistensi, namun juga berupaya menyampaikan dakwah aswaja di tiap-tiap
lapisan masyarakat yang bisa kita perluas melalui media massa. Karena dakwah
bukan hanya pidato atau mau’idhoh hasanah. Mengingat teknologi yang
berkembang sangat pesat, maka media massa akan menjadi alternatif lain yang lebih
cerdas. Hal ini merupakan tugas kita para mahasiswa nahdliyyin khususnya kader
IPNU dan IPPNU sebagai agents of change bukan? Salam 3B. Belajar, Berjuang,
Bertaqwa.